Senin, 19 Juli 2010

Berdiskusi Tentang Senandung Alam


BERDISKUSI TENTANG SENANDUNG ALAM
Akan selalu bertanya kenapa indah pelangi tak berujung sampai dibumi ? kenapa cahaya mentari terbit menghangatkan bumi? Aku orang malang yang membicarakan perang , aku orang tenang yang menentang sebuah kemenangan oleh pedang !!terangi cinta disetiap gelapku, terangi cinta dengan segala sesalku, dimana jawaban itu ? dan mungkin cahaya bulan terangi ku, dengan sejuta pertanyaan yang takakan kupernah ku tau !dimana jawaban itu ?dan hanya mencari jawaban kegelisahan hati !! tampak jelas raut penyesalan akan sebuah pertanyaan yang mungkin sudah terlanjur aku utarakan, tapi itu bukan lah awal dari sebuah penyesalan akan tetapi sebuah pandangan akan makna yang tersirat didalam hati ini tentang sebuah keindahan alam semesta ini. Mengaku lebih tau, menerka apa yang tidak kita ketahui bahkan memprekdisi sebuah kejadian yang belum pasti kita alami, adalah ciri dari dinamisnya pemikiran kita tentang sebuah gagasan. Menjadikan kita lebih yakin, lebih tau juga bahkan lebih mengetahui adalah sumber dari kegelisahan yang ada pada kehidupan kita. Kita tidak sadar akan alam yang selalu bersahabat dengan kita, bahkan kita lupa akan pertolongan yang secara nyata memberikan kasihnya kepada kita. Maaf, maaf jika aku melupakanmu, maaf jika aku lupa akan jasamu, dan maafkan aku jika aku telah merusakmu bahkan mencampakan akan kasih mu. Dari semua energi hidup yang diberikan kepada kita, alam juga memberikan sebuah catatan intuisi yang kadang-kadang kita tidak peka akan isaratnya, aku, kamu bahkan mereka lalai akan isaratmu ! menjadi lebih bijak bukanlah kita melalaikan semua apa yang telah kau berikan kepada kami, akan tetapi semuanya berlalu tanpa sebuah kepastian yang tak sedikitpun terbesit didalam hati akan kasihmu. Dari alam pila kita mampu berkreasi tentang makna cinta bahkan lebih dalam lagi akan kasih. Teringat akan sebuah tatanan hidup yang bersinergi pada suatu keadan menjadikan aku, kamu bahkan mereka lupa akan jasamu. Kami semua tidak sadar akan kasih yang kau berikan kepada kami, bahkan lebih nista lagi kami mecampakkan akan kasih yang kau berikan kepada kami. Lupa akan diri, raga dan jiwa ini mencerminkan kita akan sebuah kemurkaan kepadamu, penistaan akan kasihmu, penghianatan akan cintamu. Ketika semuanya berlalu seolah-olah kami menganggap engkau murka dan marah terhadap prilaku kami. Sehinga kami merasa sedih akan takdir yang menghujad didepan kami. Lebih hina lagi seolah-olah kami menyalahkan engkau akan semua peristiwa yang kami alami.
Suatu akan menjadi berjasa bila kita tak meminta sedikit pun imbalan padamu, karena semestinya juga tidak demikian adanya, mengaku akn pengorbanan juga tak menjadikan lebih berarti bila kami senantiasa mengeluelukan akan hasil jerih payah atau kerja keras untuk mengenalmu. Tetapi lebih bijak bila dengan sadar kami membutuhkan akan kasih sayangmu, disitulah hukum alam akan berlaku. Dari engkau kami bisa bersinergi dengan NYA, dari engkau rasa kasih ini dapat bertautan akan kasih NYA. Mengapa semuanya harus aku nodai dengan atas nama kasih dan saying akan sebuah keserakahan. Munafik benar kami, tamak benar kami, dasar kami ini…..
Tanpa kasih mu juga kepastian tidak akan pernah berlaku, tanpa tulus cintamu kami semuanya hanyalah apa dari semua yang ada. Ketika rona sang mentari menyinari kami, bukanlah sesuatu hal yang indah jika kami tidak memaknainya. Tersadar akan kasihmu menjadikan hidup ini akan penuh dengan rasa kasih dan cinta yang tulus. Seindah goretan puisipun tak dapat menandingi keindahanmu, secantik mata melihat gadispun tak secantik akan kesempurnaanmu. Manakala pelangi hadir disetiap bias air hujan yang terkena terpaan sang surya, tak kala angin berhembus sejuk menerpa kita, itulah kekuasanmu akan kasih yang kau berikan kepada kami. Terima kasih alam, terima kasih engkau telah memberikan apa yang kami semestinya dapatkan, dan maafkan kami jika kami telah sadar telah melalaikan mu. Kau menemani di setiap gerak langkahku, kau menemani aku disetiap desah nafasku, bahkan kau menemai aku ketika aku terlelap akan mimpi disetiap tidur ku.
Menerka akan isarat alam adalah sesuatu yang sangat mengembirakan akan kasihnya kepada kita, bayangkan alam menyeimbangkan keharmonisan tatana hidup ini, alam bersinergi dengan kita akan sebuah perjalanan hidup, alam juga melampaui batas-batas intuisi dalam setiap pemikiran kita. Suatu tatanan yang seimbang bahkan berimbang akan nya menjadikan seolah-olah hidup ini terasa indah jika kita mengarunginya dengan rasa dan penuh kesadaran. Dalam situasi ini yang menjadi tokoh antagonisnya adalah kita, mengapa kita lupa akan kasihnya? Itulah yang menjadikan bahan acuan akan tokoh yang sedang kita perankan ini. Seolah menyepelekan engkau engkau murka terhadap kami, kau berikan kami cobaan dalam hidup ini, kau pula yang berikan kebahagiaan dalam hidup ini. Bercermin dan berupaya mengembalikan bias kasih sayang mu, kita merawatmu, menjagamu lalu menghianatimu lagi, lagi dan lagi, tapi engkau tak bosan kami permain kan, mungkin hanya sedikit rasa sesal apa yang telah kami lakukan. Sebuah rasa kepemilikan akan dirimu menjadikan kita terbelenggu akan situasi keterikatan batin, loh kok bisa?.... yang jelas alam tidak mersa pernah memiliki kita kenapa kita harus mempertahankan akan sebuah diksi tentang kepemilikan alam yang seolah-olah menjadikan hak paten dalam tatanan hidup yang berlangsung sekarang ini? Seharusnya kita lebih bijak memaknainya, yaitu kita hanya lah bagian dari CIPTAAN NYA bukan untuk memiliki segala yang diciptakan NYA untuk kita nikmati bersama ini, dengan penuh rasa sadar aku mulai memaknainya, bukan menyimpulkan nya. Itulah sebuah intuisi tentang alam. Semacam doktrin tentang kasihmu, kami lupa akan yang seharusnya kami lakukan sesuai dengan kehendakmu, kami mengeksploitasimu, kami merampasmu, bahkan kami merampokmu atas dasar kasih kepadamu dengan penyelewengan indrawi ini, contohnya, kenapa kita melakukan reboisasi kalau pada nantinya kita merusaknya kembali, berarti sama saja dengan penistaan akan kasih yang sejati adanya??
Dasar penulis goblok!!!...terserah kau mau bilang apa yang penting aku sadar akan semuanya ini, dan pastinya tidak sedang mabok…..!!!dengan dahlil yang seolah-olah memang seharunya kita selalu benar adalah bukti kesadaran akan ketidak sadaran kita!

0 komentar:

Posting Komentar